Senin, 26 Juli 2010

fashion

The Art of Fashion

Minggu, 25 Juli 2010 - 11:06 wib
text TEXT SIZE :
Share
Dua model Indonesia Aimee Juliet (dua dari kanan) dan Indah Kalao usai pergelaran fashion show Sally Koeswanto di pameran Destination Art Wonderland yang diselenggarakan Mastercard di OnFive Grand Hyatt Jakarta. (Foto: Koran SI)

MODE dan seni adalah dua hal yang saling terkait. Di dunia modern, seni menjadi bagian tak terpisahkan dari mode, terutama di panggung adibusana. Hal itu bisa ditelusuri dari sejarahnya hingga ratusan tahun lalu.

Kendatipun pada abad ke-21,baik mode maupun seni semakin menampakkan sisi komersialnya, keduanya tetap saling berhubungan walau tidak seerat dulu. Pada masa lalu, couturier Prancis Paul Poiret kerap mengambil inspirasi dari lukisan bergaya impresionis hasil kreasi Picasso, Francis Picabia, Maurice Vlaminck, Matisse, Dufy, Rouault, Utrillo, ataupun Andre Derain. Tidak hanya lukisan, seni teater juga memberikan banyak pengaruh terhadap gaya rancangan Poiret.

Dalam sebuah wawancara, Poiret mengatakan kehidupannya sebagai perancang lekat dengan teater. Apalagi Poiret memang berangkat dari desainer kostum untuk teater. Dia kerap membuat rancangan bernapas teatrikal dalam warna cerah yang menjadi ciri khasnya.

Tentu saja, kolaborasi mode dan seni tidak hanya dilakukan Poiret. Di dunia modern saat ini, seni tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari mode, terutama di panggung adibusana. Di panggung tersebut, inspirasi desainer tertuang tanpa batas. Lihat saja yang dilakukan John Galliano untuk Dior dengan ”mencontek” gaya busana geisha Jepang yang dipadukan bersama busana para putri Versailles atau Alexander McQueen yang mengambil lukisan dan patung dari Chapel Sistine sebagai motif cetak untuk koleksi pamungkasnya.

Di Indonesia, mode dan seni juga sekali lagi menunjukkan kolaborasinya. Kali ini melalui pergelaran Destination Art Wonderland yang dipersembahkan Mastercard. Vice President & Senior Country Manager Mastercard Indonesia Vadyo Munaan mengatakan, acara pameran yang dihelat di Onfive Grand Hyatt Jakarta tersebut sebagai bentuk dukungan Mastercard terhadap karya seni para seniman muda Indonesia.

”Dengan acara ini, kami bermaksud memberikan kesempatan kepada para seniman muda Indonesia untuk memamerkan karya cipta mereka ke kalangan yang lebih luas,” tutur Vadyo.

Adapun para seniman muda tersebut adalah Angki Purbandono, Badzruzzaman, Hendra Harsono, dan Theresia Agustina Sitompul yang merupakan seniman bimbingan Vivi Yip dari Vivi YipArt Room.

Tidak hanya melalui lukisan dan patung, Destination Art Wonderland juga menampilkan sisi mode dengan mengundang Sally Koeswanto yang menghadirkan dua koleksi adibusananya.

”Saya menampilkan dua koleksi yang mewakili citra seni kontemporer,” ujar Sally yang datang mengenakan busana serbahitam dalam gaya rock chic.

Desainer yang terpilih sebagai Ksatria Mode versi majalah Dewi ini menampilkan dua gaun adibusana dalam warna kontras, hitam dan putih.

”Yang hitam itu mewakili sisi though seorang wanita,” papar Sally.


Bustier, harness, dan draperi yang menjadi ciri khas rancangan Sally terlihat menonjol dalam koleksi tersebut. Sementara, untuk menambah kesan avant-garde, desainer asal Surabaya itu melengkapi rancangannya dengan hairpiece yang terbuat dari potongan gagang kacamata dan akar-akaran.

Adapun untuk gaun putih, yang menggambarkan sisi feminin seorang perempuan, Sally memilih tampilan lembut melalui potongan ala maid dengan train panjang berdetail pita yang mengalir dari pinggang.

”Seni adalah bagian dari mode dan begitu juga sebaliknya,” ujar Sally, yang juga mengatakan dirinya kerap kali terinspirasi saat melihat sebuah karya seni, entah itu lukisan, patung, ataupun arsitektur.

Apa yang dikatakan Sally merepresentasikan hubungan yang tak pernah putus antara mode dan seni, terutama sepanjang abad ke- 20. Keduanya saling memengaruhi sehingga tercipta aliran seni modern. Dokumentasi kolaborasi seni dan mode yang terus berkembang bahkan bisa dilihat dari perjalanan mode berevolusi dari citra grande menjadi lebih minimalis, praktis, dan dinamis. Tidak hanya segi siluet, desainer pun ikut mengembangkan seni modern ke dalam berbagai media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar